Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

strategi sosialisasi covid-19 di tengah masyarakat

                     



                    Penggunaan Bahasa daerah yang tepat dalam sosialisasi pencegahan covid-19

Bahasa merupakan alat penting dalam kehidupan manusia. Salah satu unsur kehidupan manusia yang membutuhkan bahasa sebagai media penyampaiannya adalah situasi yang mengharuskan menusia berhadapan dengan manusia yang lain. Bahasa yang digunakan tentu saja harus dimengerti oleh kedua belah pihak baik pembicara maupun pendengar. Bahasa merupakan alat komunikasi agar maksud dan tujuan dapat tersampaikan. Agar komunikasi dapat tersampaikan dengan benar maka perlu adanya bahasa yang dapat imengerti satu sama lain. Banyak kejadian yang menyebabkan orang menjadi salah paham akibat komunikasi yang salah atau cara penyampaian yang dimaksudkan tidak tersampaikan dengan benar

 

Bahasa daerah merupakan bahasa yang digunakan oleh kelompok masyarakat berbatas wilayah tertentu. masyarakat yang menggunakan bahasa yang sama merupakan dari suku yang sama sehingga mereka mempunyai adat dan istiadat yang sama. Penggunaan Bahasa Daerah yang tepat dalam penyampaian  dapat membantu seseorang untuk memahami suatu permasalahan  yang terjadi. Misalnya penggunaan bahasa Manado di Sulawesi  Utara, mayoritas penduduk Sulawesi utara menggunakan Bahasa manado sebagai Bahasa pengantar sehari-hari sehingga itu penggunaan bahasa Manado dalam penyampaian suatu pemberitahuan bisa mudah dipahami oleh seluruh warga Sulawesi Utara pada umumnya baik anak-anak maupun orang dewasa. termasuk penyampai bahaya covid-19 atau corona virus yang sedang mewabah saat ini.

Seperti kita ketahui bersama wabah virus covid-19 sedang melanda Indonesia  mengutip dari data Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19  keseluruhan di Indonesia saat ini pertanggal 22 April 2020 pukul 16.25 wita menunjukan data pasien poitif covid-19 sejumlah 7,135 ,pasien sembuh 842 orang dan meninggal 616 orang. Melihat data tersebut dari hari ke hari menunjukkan trend data kenaikan pasien positif covid 19 di Indonesia.

Lalu bagaimana dengan kasus covid -19 di Sulawesi Utara sendiri ? dari data halaman resmi Sulut tanggap covid-19 menunjukkan pasien positif covid-19 berjumlah 32, sembuh 6   orang dan yang meninggal berjumlah 3 orang data tersebut dari hari-kehari menunjukka trend kenaikan positif covid-19 di Sulawesi Utara terus bertambah , lalu apa yang harus di lakukan pemerintah daerah untuk memutus rantai penularan virus covid-19 ini ?, tentu saja opsi pemerintah yang paling mendasar yaitu memberikan sosialisasi kepada seluruh warga tentang protokol pencegaha bahaya covid-19 yang  harus diterapkan oleh masyarakat antara lain yaitu cuci tangan setelah melakukan aktifitas, menerapkan social distancing, tidak keluar rumah jika tidak perlu dan lainnya.  Pemeritah dalam melakukan sosialisi kepada masyarakat diharapkan  menggunakan Bahasa daerah dalam setiap penyampaian dan penyederhanaan kosa kata agar mudah dipahami seluruh kalangan masyarakat  karena pada dasarnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang suatu kosa kata berbeda-beda.misalnya pengguna kata selogan “Dirumah Aja” diganti dengan Bahasa manado “Dirumah Jo “, “Bahaya Covid-19” diganti menjadi “ Virus Corona Bekeng Tako” dan lainnya , karena secara psikologis himbanuan yang dibaca oleh masyarakat yang menggunakan Bahasa daerah lebih membekas di ingatan karena lebih familiar dari pada membaca himbauan yang menggunakan Bahasa Indonesia Baku. Jadi pemerintah diharapkan terus menerus lebih gencar lagi  melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang protocol pencegahan covid-19 dengan menggunakan Bahasa daerah baik itu di media social, di spanduk-spanduk dan media lainnya.

 

Penggunaan Bahasa daerah yang tepat dalam sosialisasi pencegahan covid-19, niscaya akan membantu pemahaman masyarakat untuk terus menerapkan larangan yang di atur oleh pemerinta guna memutus rantai penularan covid-19 yang sedang mewabah saat ini.

Post a Comment for "strategi sosialisasi covid-19 di tengah masyarakat"