Inilah Perbedaan Vaksin Covid-19 Sinovac dan AstraZeneca
Vaksin Covid-19 produksi Sinovac dan AstraZeneca diketahui
digunakan oleh pemerintah dalam program vaksinasi gratis pada masyarakat.
Sinovac sudah digunakan lebih dulu saat program tersebut dimulai Januari lalu.
Ternyata baik Sinovac dan AstraZeneca memiliki
perbedaan mendasar. Bisa terlihat dari efikasi, teknologi yang digunakan hingga
jumlahnya yang ada sekarang di Indonesia.
Berikut lima perbedaan Sinovac dan AstraZene:
Efikasi
Badan POM telah merilis izin penggunaan darurat
atau emergency use authorization pada kedua vaksin itu. Berdasarkan uji klinis
fase III di Bandung, Sinovac memiliki efikasi 65,3%. Sementara pada Februari
lalu, diumumkan AstraZeneca memiliki efikasi 62,1%.
Efikasi dari dua vaksin itu sebenarnya masih
dalam batas aman dari WHO, yaitu minimal 50%.
Teknologi
vaksin
Sinovac menggunakan inactivated virus. Jadi
vaksin menggunakan virus utuh yang telah dimatikan. Cara ini diklaim paling
teruji karena sudah digunakan dalam vaksin lain seperti polio dan flu. Sementara AstraZeneca menggunakan
vektor adenovirus. Artinya virus yang biasanya menginfeksi simpanse
dimodifikasi secara genetik. Virus itu akan membawa sebagian materinya, yaitu
protein spike
Waktu
penyuntikan
Pada Sinovac, jeda waktunya dibedakan berdasarkan
kelompok umur. Pada 18-59 tahun, akan disuntikkan dua kali dengan jeda 14 hari.
Sementara bagi masyarakat berusia di atas 60 tahun, jeda antara suntikan adalah
28 hari. Sedangkan masyarakat yang diberikan suntikan AstraZeneca akan
memiliki jeda 12 minggu antara suntikan pertama dan kedua.
Efek
samping
Berdasarkan uji klinis di Bandung, efek samping
Sinovac ditemukan dari ringan hingga sedang. Pada efek samping lokal umum,
yakni nyeri, iritasi, kemerahan, dan pembengkakan. Sedangkan efek samping
sistemik adalah nyeri otot, kelelahan, dan memam.
Pada AstraZeneca, Kepala Badan POM, Penny
Kusumastuti Lukito pernah mengatakan efek sampingnya dari ringan dan sedang.
Menurut laporan paling sering adalah reaksi lokal nyeri saat ditekan, nyeri,
kemerahan, gatal, dan pembengkakan. Namun ada juga yang mengaitkan AstraZeneca
dengan kejadian pembekuan darah di sejumlah negara beberapa waktu lalu.
Ketersediaan
di Indonesia
Pada hari Minggu kemarin (6/6/2021), Indonesia
kembali kedatangan vaksin AstraZeneca. Jumlahnya sebanyak 313.100 dosis. Dengan
demikian total vaksin di Indonesia mencapai 92,2 juta dosis.
Jumlah itu terdiri dari vaksin jadi, yakni 3 juta
Sinovac, 6,7 juta dosis AstraZeneca dan 1 juta dosis Sinopharm. Sementara
sisanya 81,5 juta dosis adalah vaksin Sinovac berbentuk bahan baku.
Sumber: cnbcindonesia
Post a Comment for "Inilah Perbedaan Vaksin Covid-19 Sinovac dan AstraZeneca "